Tengah malam, tepatnya pada malam Kamis, aku, teman-teman, beserta para guru rombongan SMPN 1 Kuningan pergi ke Bandung. Tidak seluruh guru SMPN 1 Kuningan dan murid-murid SMPN 1 Kuningan ikut widyawisata ke Bandung. Hanya kami, anak-anak akselerasi angkatan 3 dan 4, beserta beberapa orang guru.
Perjalanan menuju Bandung sangat jauh. Aku dan teman-teman sempat tertidur di tengah perjalanan. Hingga kami tak menyadari, kami sudah sampai di Rumah Makan Mayang Sari, Sumedang. Di sini, kami berganti pakaian menjadi pakaian batik SMP, karena kami akan pergi ke Museum Konferensi Asia-Afrika dan Bosscha. Setelah berganti pakaian, kami pun shalat Subuh terlebih dahulu. Setelah shalat Subuh, masih ada waktu senggang sebelum makanan untuk sarapan di hidangkan. Kami mengisi waktu senggang tersebut dengan sekedar mengobrol dan berfoto-foto di Mayang Sari ini.
Tibalah waktunya untuk sarapan. Kami mengantri untuk mendapatkan makanan. Setelah itu, kami pun memilih tempat duduk sesuai selera kami. Setelah sarapan, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Museum Konferensi Asia-Afrika. Beberapa orang dari kami kembali terlelap di perjalanan menuju Museum Konferensi Asia-Afrika.
Setibanya di Museum Konferensi Asia-Afrika, ternyata museum tersebut belum buka alias masih tutup. Guru-guru pun memutuskan untuk pergi ke Masjid Raya Bandung terlebih dahulu. Kami pergi dengan berjalan kaki, tidak menggunakan bus yang kami tumpangi saat pergi ke Bandung ini. Perjalanan ke Masjid Raya Bandung tidak terlalu menyenangkan juga. Di perjalanan, kami melihat orang-orang terlantar, orang yang mmpunyai rumah sehingga tidur di jembatan. Kami sangat kasihan pada orang-orang itu, kami bersyukur karena kami masih mempunyai rumah sehingga kami masih bisa tidur di rumah, tidak seperti orang-orang itu.
Di Masjid Raya Bandung pun kami merasa bosan. Di sini kami hanya berfoto-foto ria juga memakan makanan yang kami bawa dari rumah. Tak lama kemudian kami, murid-murid akselerasi angkatan 3, sedikit terhibur dengan murid laki-laki akselerasi angkatan 4. Mengapa? Karena mereka membuat video-video lucu di sana. Ada yang mengikuti Briptu Norman, ada juga yang mengikuti Sinda dan Jojo. Kami semua tertawa terbhak-bahak di sana. Hanya sayang, ada beberapa adegan yang tidak terekam.
Waktu sudah menunjukkan pukul 09:00. Kami semua kembali ke Musem Konferensi Asia-Afrika. Ternyata masih tutup juga, hingga guru-guru memutuskan untuk menunggu di depan pintu masuk Museum Asia-Afrika. Selagi menunggu, kami berfoto-foto dahulu. Hingga tak terasa, Museum Konferensi Asia-Afrika telah dibuka. Kami pun masuk.
Di dalam, sebelum kami melihat-lihat isi museum. Kami di jelasi terlebih dahulu tentang Konferensi Asia-Afrika, setelah itu kami di suguhkan beberapa film, barulah kami di bebaskan untuk melihat-lihat Museun Konferensi Asia-Afrika ini. Karena kami tak sempat menulis, akhirnya kami memutuskan untuk memfoto saja isi museum tersebut, agar kami dapat memenuhi tugas Sejarah juga PKn. Setelah itu kami pun meanjutkan perjalanan menuju Bosscha.
Kami kembali terlelap di tengah perjalanan menuju Bosscha. Bus pun berhenti. Kami di suruh oleh para guru untuk keluar. Kami pun keluar. Tapi kami bingung, karena kami masih berada di pinggir jalan raya. Di sebelah kiri kami terdapat jalan, tidak terlalu kecil, tetapi cukup untuk di lewati mobil. Ternyata, kami harus berjalan menuju Bosscha. Kami pun jalan kaki ke Bosscha, walau capek karena jalannya yang terus naik, tetapi kami juga merasa senang.
Sampai di depan halaman Bosscha, kami tidak langsung masuk ke Bosscha. Kami shalat Zuhur terlebih dahulu, setelah itu makan siang, lalu kami istirahat dulu sejenak, barulah kami masuk ke Bosscha. Di sana, kami di perkenalkan dengan alat untuk melihat bintang, alias teleskop, yang besar, lalu kami kembali di suguhkan film. Kami berusaha memerhatikan dengan seksama, agar dapat membuat tugas IPA.
Lalu kami turun untuk kembali ke bus. Tetapi, hujan pun turun. Beberapa di antara kami tidak membawa payung, sehingga kami pun hujan-hujanan. Kami pun sehera masuk ke bus lalu melanjutkan perjalanan menuju Gunung Tangkuban Perahu.
Setibanya di gerbang Gunung Tangkuban Perahu, kami mencium bau belerang, kabutnya pun sangat tebal. Walau begitu kami tetap naik ke Gunung Tangkuban Perahu. Setelah berganti pakaian kami pun naik. Tapi tak semua orang yang berkeliling, hanya beberapa orang. Lalu kami turun kembali. Tujuan kami selanjutnya adalah Ciwalk.
Sampai di Ciwalk sekitar jam 18:00. Kami makan terlebih dahulu. Lalu kami pun berkeliling Ciwalk. Kami di sini berpisah sesuai tujuan masing-masing. Ada yang berbelanja, ada juga yang bermain di TimeZone. Hingga waktu menunjukkan pukul 20:00, kami di haruskan kembali ke bus. Awalnya aku dan beberapa orang temanku sempat tersesat karena mencari jalan menuju bus. Saat aku dan beberapa orang temanku sampai di bus, ternyata belum semua orang sampai. Saat jam 9 kurang, barulah semuanya berkumpul di dalam bus untuk pulang. Tapi, salah satu teman seangkatanku tidak pulang bersama kami, dia memutuskan untuk tetap di Bandung mengunjungi saudaranya. Setelah dia turun dan pergi bersama orang tuanya, kami pun pulang kembali ke Kuningan.
Asyik juga perjalan kami. Besok hari Jumat, tetapi bagi kami hari itu di liburkan sehingga kami bisa beristirahat. Tapi, kami tidak terlalu santai. Karena kami harus mengerjakan tugas juga. Termasuk cerita yang aku buat ini, untuk memenuhi tugas TIK. Selama di perjalan pulang kami tertidur pulas. Ada beberapa orang yang rumahnya terlewat di jalan menunju SMPN 1 Kuningan, sehingga mereka berhenti di dekat rumahnya masing-masing. Sedangkan aku dan beberapa orang langsung saja menuju SMPN 1 Kuningan lalu pulang ke rumah masing-masing.